
Jurnalmerahputih.com – Dangdut merupakan salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Namanya juga musik, sesuai dengan ragamnya sudah barang tentu akan berkembang dengan seiring zaman, Dangdut pun bertransformasi ke berbagai sub yang mengidentikan bahwa musik ini dinamis.
Dari mulai awal hadir masih lekat dengan sebutan Orkes Melayu, kemudian Irama musik India sampai populer dengan kehadiran tokoh sentral dari Industri ini, yaitu Rhoma Irama yang mempopulerkan istilah Dangdut. Perubahan terus berjalan seiring dunia teknologi berkembang, mulai dari maraknya iringan dangdut dengan instrumen tradisional seperti campursari juga jaipong maupun yang baru baru ini dengan nuansa penyebutan Dangdut Koplo.
Seperti yang dijelaskan diatas, Dangdut hanya sebuah jenis irama musik melayu, namun perkembangannya di Indonesia sejalan dengan nafas masyarakatnya, dimana keduanya saling melengkapi. Sederhananya begini, masyarakat butuh hiburan dan penyanyi atau group musik dangdut pun dihadirkan menanggung untuk bisa menjalankan roda kehidupan.
Nah, bicara soal Grup Dangdut yang jika dihitung jumlahnya tentu tidak akan terhitung saking banyaknya, terselip lah nama sebuah Group musik Dangdut yang berada di pinggiran Jakarta, tepatnya daerah Tangerang Selatan (Tangsel). Orang sekitar Tangsel biasa cukup bilang dengan ‘Pamilis’ yang disesuaikan dengan aksen Betawi daerah sini. Sejatinya nama lengkap Group ini adalah Familys Group pimpinan Haji Riswan yang merupakan pemain Kibor di Group Soneta.
Sejarah Familys Group
Pada 1990 an di sebuah Gang tempat tongkrongan pemuda Sawangan, tersebutlah nama pencetus nama Sejarah Familys. Di antara mereka yang nongkrong, ada yang mahir bermain gitar, gendang, bas, dan menyanyi. Akhirnya, dibentuklah grup musik dangdut yang diberi nama Familys, yang berarti keluarga. Nama Familys sendiri dipilih karena para personil musik dangdut tersebut masih mempunyai hubungan persaudaraan atau keluarga. Tapi seiring juga masyarakat akrab menyebut pamilis (‘familys’).
Grup Dangdut ini memulai karirnya dengan manggung kecil-kecilan dari kampung ke kampung. Pada akhirnya, banyak orang yang mengenal kehadirannya. Kemudian grup dangdut ini sukses mulai 1993an, di seputaran Sawangan dan Parung dikarenakan sudah memiliki tempat manggung tetap dengan membuat pentas dan dihadiri penonton dari luar kampung.
Prinsip Familys Group tidak mengutamakan isi kantong, tetapi kualitas yang lebih dikedepankan. Salah satu pengelola dan pendiri Familys ini adalah Bang Iwan. Ia sudah kenal dan akrab dengan salah satu personil Soneta Grup pimpinan H. Rhoma Irama, yakni H. Riswan, sebagai pemain suling bambu. Bang Iwan pun mempunyai ide agar H. Riswan bersedia menjadi pimpinan dari Grup Dangdut Familys ini. Menurutnya, agar nama Familys menjadi kuat dan lebih terkenal.
Sepeninggal Bang Iwan Soneta
Haji Riswan Soneta, nama lengkapnya, namun biasa disapa dengan Bang Iwan. Beliau adalah Keyboardis dari Soneta Group Pimpinan Haji Rhoma Irama. Bersama Rhoma inilah ia turut serta dalam pembentukan Soneta di awal tahun 70an di tengah cibiran juga tantangan untuk membuat sebuah revolusi dalam sebuah musik melayu.
Bang Iwan ini lah maestro dibalik suksesnya Familys Group memainkan peran menjadi langganan acara acara di seputaran Tangsel dan Parung. Dari hajatan, Ulang Tahun Instansi, Pesta Pernikahan sampai acara syukuran komunitas, pasti hiburan tentu dengan Familys Group khususnya di wilayah Tangsel dan Parung Raya. Meski demikian Familys Group pun pernah tampil di luar kota dan luar Pulau dengan hadir di Bandung juga Palembang.
Meksi sudah ditinggal pimpinannya, yaitu Bang Iwan, namun eksistensi Familys Group dalam menghibur masyarakat tetap selalu hadir. Ini dibuktikan dengan masih padanya jadwal panggung mereka sepanjang tahun. Mereka begitu terkenal di kawasan Tangerang Selatan, khususnya Pamulang, Pondok Cabe, Ciputat, bahkan juga di beberapa wilayah sekitar Jawa Barat yang berbatasan dengan Tangerang Selatan, seperti Bogor, Depok, dan beberapa wilayah selatan Jakarta, seperti Kebayoran Lama, Lebak Bulus, dan sekitarnya.
Mungkin ini juga yang menjadi tetap eksisnya Familys Group, sesuai pesan dan prinsipnya di awal yang oleh Bang Iwan yaitu ”Familys Groups tidak mengutamakan isi kantong, tetapi kualitas yang lebih dikedepankan”.
Musik Dangdut boleh berubah, baik irama juga nada. Namun yang pasti juga prinsip, adalah bahwa Dangdut harus tetap dipuja dan bersama masyarakat. Mengambil penggalan sebuah lagu dari Rhoma Irama, yaitu ”Bagi pemusik yang anti-Melayu Boleh benci jangan mengganggu Biarkan kami mendendangkan lagu Lagu kami lagu Melayu”. Begitupun Familys Group, meski berasal dari Tangsel namun tetap eksis karena tidak ada yang mengganggu, sampai akhirnya pun bisa kesohor hingga seluruh Indonesia.
Ikuti terus Jurnal Merah Putih di media sosial kami Instagram dan Youtube. Jurnal Merah Putih akan selalu memberikan informasi – informasi terkini dan bermanfaat.