
Jurnalmerahputih.com – Dibentuk pada tahun 1996 silam, sebelum dinamai Sheila On 7, awalnya diberi nama Sheila Gank yang identik dengan Band langgan festival festival musik. Lalu, bagaimana kisah dan cerita menarik soal Band asal Kota Yogyakarta ini, ikuti penelusuran Jurnal Merah Putih mengenai perjalanan bermusik grup Sheila On 7.
Sebagai bahan atau sumber rujukan kami dalam menyajikan ini bersumber dari dua wawancara kanal Youtube Dewa Budjana: HOME Chapter – 88 – Salman Al Jugjawy ex Sheila On 7, juga Kanal Youtube. Dan, kanal Youtube medcom.id: Shindu’s Scoop – Anton Widiastanto | Kisah Tak Terungkap Mantan Drummer Sheila On 7.
Bagi kalangan masa remajanya di akhir 90-an tentu akan terngiang di memorinya saat mendengar lagu-lagu yang menjadi hits kala itu. Sejumlah lagu berjudul Dan, Melompat Lebih Tinggi, dan Kita adalah tiga di antara banyak hitsnya yang populer. Meski sudah lebih dari 20 tahun, millennial dan Gen-Z masih akrab dengan lagu mereka.
Ya, itu semua nomer atau single dari beberapa lagu dari album dari Sheila On 7, sebuah grup musik beraliran pop yang diawali dari anak-anak SMA di Jogja. Awalnya personel mereka adalah Duta (vokal) yang berasal dari SMA Negeri 4, Adam (bass) dari SMA Negeri 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah 1, Anton (drum) dari SMA Bopkri 1, dan Sakti (gitar) dari SMA De Britto.
Di masa tahun 1996 ketika masih bernama Sheila Gank, mulai manggung sebagai band sekolahan yang kerap tampil di acara pensi SMA se-Jateng-DIY. Saat itu mereka sering membawakan lagu-lagu dari asing karya Bon Jovi, U2 atau OASIS. Usai malang melintang selama 2 tahun, akhirnya mereka berhasil mendapatkan kontrak rekaman dengan Sony Music Indonesia. Mereka kemudian resmi mengubah nama bandnya menjadi Sheila On 7.
Masuk ke tahun 1999, Eros cs mengeluarkan album debut yang berjudul “Sheila on 7” (1999). Album ini sukses besar dengan single andalannya seperti “Dan”, “Kita”, “J.A.P” dan “Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki”.
Di Tahun 2000 pecinta musik tanah air dikagetkan dengan hadirnya album dari Sheila On 7 yang kedua, yaitu “Kisah Klasik Untuk Masa Depan”. Album ini sukses mengantarkan Sheila On 7 menjadi band top papan atas. Single andalannya yang berjudul “Sephia” menjadi hits di kalangan masyarakat luas.
Puncaknya pada tahun 2002, popularitas Sheila On 7 tidak terbendung dan menjadi trendsetter pecinta musik saat itu, kehadiran album ketiganya “07 Des”. Dimana lagu lagu seperti “Buat Aku Tersenyum” dan “Seberapa Pantas” ternyata mampu menarik penikmat musik, kali ini menulari pendengar di negara seperti Malaysia, Brunei dan Singapura.
Keredupan Karir
Pasca merambah dunia sinema dengan menerima tawaran projek untuk soundtrack film “30 Hari Mencari Cinta”. Dimana dalam film ini, Sheila On 7 menyumbang 4 lagu baru seperti “Melompat Lebih Tinggi” dan “Berhenti Berharap”. Namun di periode ini pula ada beberapa keredupan yang dimulai dari pengunduran diri anggotanya.
Sang drummer, Anto, harus keluar sesaat setelah projek penggarapan album ke limanya, “Pejantan Tangguh” di tahun 2004. Rumor berkembang Anton bermasalah soal kedisiplinan, posisinya digantikan Brian sebagai additional player.
Berselang dua tahun Sheila On 7 lagi-lagi harus kehilangan anggota mereka. Kali ini sang gitaris, Sakti, yang memutuskan keluar karena alasan mau fokus memperdalam pengetahuan Agama.
Satu dekade setelahnya setelah ditinggal dua anggota, di 2014 Sheila On 7 memutuskan kerjasamanya bersama Sony Music Indonesia, label yang telah menaungi mereka sejak debut jalur industri pada tahun 1999. Di bawah Sony Music Indonesia pula, Sheila on 7 telah torehkan prestasi dengan berhasil menjual lebih dari 1 juta lewat tiga albumnya.
Daftar Personel: Akhdiyat Duta Modjo (Vokalis), Eross Candra (Gitaris), Adam Muhammad Subarkah (Bassist).
Mantan Personel: Anton Widiastanto (Drummer), Brian Kresna Putra (Drummer), Sakti (Gitaris).
Kini, Sheila On 7 akhirnya memilih menjadi band indie sejak 2015. Meskipun sudah pindah jalur, mereka tetap bertekad untuk terus mewarnai musik Indonesia. Dan, niatan tersebut tercapai dengan masih eksisnya grup Sheila On 7 hadir mengisi acara atau festival musik berskala nasional.
Rencana dan niatan untuk terus mewarnai musik Indonesia, inilah yang menyedot perhatian para promotor besar untuk melakukan kerjasama. Yang paling fenomenal ialah projek konser yang diberi nama ‘Tunggu Aku Di’, dengan hadir di Lima Kota besar, yaitu Samarinda, Makassar, Pekanbaru, Medan, dan Bandung pada akhir Juli hingga Agustus 2024, yang sebelumnya diawali dengan menggelar konser pembuka di Jakarta lewat tema ‘Tunggu Aku Di Jakarta’.
Antusias dan sambutan pun tidak terhindarkan, dengan habisnya tiket juga penuhnya arena konser, ini membuktikan bahwa mereka bukan hanya konsisten dalam mewarnai musik tapi juga sudah menjadi sebuah icon budaya populer yang saat ini menjadi perbincangan serius di kalangan pecinta musik tanah air.
Ikuti terus Jurnal Merah Putih di media sosial kami Instagram dan Youtube Jurnal Merah Putih akan selalu memberikan informasi – informasi terkini dan bermanfaat.